♥Sapa Mutiara..(Pearl of Love)♥

Seperti bentuk dalam sebuah cermin, ku ikuti Wajah itu.
Tuhan menampakkan dan menyembunyikan sifat-sifat- Nya. Tatkala Tuhan tertawa, maka akupun tertawa.
Dan manakala Tuhan gelisah, maka gelisahlah aku...
Maka katakan tentang Diri-Mu, ya Tuhan.
Agar segala makna terpahami, sebab mutiara-mutiara
Makna yang telah aku rentangkan diatas kalung pembicaraan
berasal dari Lautan-Mu....
(Jalaludin Rumi)
Powered By Blogger

Thursday, September 30, 2010

The Shiny Shoes from My Daddy :D

Mentari cerah ceria pagi itu.. kira-kira belasan tahun yg lalu.. masih jamannya Eno Lerian nyanyiin lagu.. "Dubidubidam dam dubidudam"..  g' ketinggalan Trio Kwek Kwek.. salah satu lirik lagu'a yg ku ingat.. Ku takut papaku marah.. ku takut mamaku marah... Bersyukur pernah menjadi anak-anak ditahun 90'an yang masih marak dengan lagu-lagu anak yang "pure" khusus untuk anak-anak.. uncontaminated tidak mengandungi hal-hal yg masih tidak layak untuk didengar oleh anak-anak pada usia'a saat itu. Klo sekarang.. haduhh hanya bisa geleng-geleng kepala! mereka lebih milih Vidi Aldiano ketimbang Pak Katsur T_T

Terlepas dari lagu.. saya ingin berbicara tentang sepatu spesial saya.. meski kini sepatunya entah telah raib kemana.. tapi kisahnya.. masih saya ingat disepanjang langkah.. Saat itu Minggu pagi saya sedang nonton lagu kesukaan dg adek saya.. entah chanel tv apa sudah lupa~_~... dalam benak saya.. saya ingin beli sepatu baru karena sepatu lama sudah pengen pensiun. Sayapun bilang pada ayah saya .. "Yah beliin sepatu dunk... adek aja udah beli.. tinggal punyaku mannaaa?? " (sambil bergaya memelas .. hohoh :D) 
Saya pun berusaha bersabar untuk mendapat jawaban sang ayah.. Akhirnya saya menunggu ayah menjawab hingga malam hari. Dan malam pun tiba, ayah menemui saya dimeja belajar sambil memberikan sebuah bungkusan plastik putih.. Sepertinya saya tau ini apa.. Tarararaaaa.. iya benar sepasang sepatu. Senangnya padahal saya baru bilang tapi ayah ternyata sudah membelikan sepatu untuk saya beberapa hari sebelum saya memintanya.. "Wahh yahhh.. cepet banget ya..??" kataku kegirangan.. "Iya-lah ayah tau apa yang inin mau.." jawab ayah sambil bercanda mencubit kecil tanganku. Dengan cepat kubuka kardusnya.. Seketika sayapun bengong.. karena sepatu baruku tidak seperti apa yang saya inginkan.. Satu dua tiga detik berlalu.. ayah mulai menanyaiku "Gimana baguskan.. suka.. bisa dipakai ke sekolah jugakan?" Air-matapun mulai berlarian jatuh kepipiku.. Ku sodorkan sepatu baruku ke ayah.. "Bukan yah.. sepatunya bagus.. tapi inin nggak bisa pakai.. warna sepatunya ada putihnya ayah.. nggak bisa dipakai ke sekolah.. inin nggak mau yah.. nggak mau..!" sambil berlari menangis menuju kamar..  kasihan ayah padahal udah dibela-belain beliinnya, tapi aku nggak bisa pake sepatunya. :(

Kemudian ayah menyuruhku untuk meminta sedikit cat kayu warna hitam ke tetangga sebelah yang kebetulan adalah seorang seniman topeng Malangan. Jadi mau cat warna apa saja ada disana. Sayapun nggak tau untuk apa ayah menyuruhku meminta cat warna hitam malam-malam ke tetangga sebelah untung saja yang punya rumah masih belum tertidur. Akhirnya berterimakasih.. alhamdulillah kudapatkan sepertiga kaleng mini cat kayu berwarna hitam. Tetanggaku bilang nanti jika ada sisa ndak usah dikembalikan karena masih ada yang lain'a klo kurang boleh nambah lagi.. hohohoho ^_<.. ya.. asal jangan tiap hari aja ya.. hihihihi. Ku sodorkan cat kayu itu ke ayah.. sambil masih sesenggukkan.. "Ayo ninn nge-cat.."ajak ayah sambil menarik tanganku. kami duduk didepan meja dan sepasang sepatuku diatasnya.. Nahh pasti sahabat sudah tau apa yang bakalan kami buat..   Iya betul betul.. mengecat sepatu.. ayahpun menunjukan padaku bagian-bagian yang berwarna putih untuk dicat dan aku mengikuti kemana arah tangan ayah pergi.. setelah beberapa waktu berlalu.. Kamipun telah selesai.. Kini sepatuku benar-benar telah berwarna hitam semuanya. "Nah sekarang bisa dipakai kesekolah kan?" tanya ayah. "Bisa sihh yah.. tapi entar klo ketahuan ini warna hitamnya palsu gimana hayooo...?" tanyaku sambil mengerutkan dahi. "Ya.. bilang aja ini sepatu memang hasil modifikasi tangan inin sendiri.. nggak pa-pa lah yang pentingkan warnanya hitam.. "Kata ayah untuk meyakinkanku agar mau memakainya esok hari.

Keesokan harinya.. dengan ragu-ragu kupakai juga sepatu cat kayuku.. haduhhh @_@ dag dig dug.. nih rasanya.. sesampainya disekolah.. aku mencoba untuk tidak melihatkan sepatuku ke teman-teman. Saat upacara bendera akan dimulai aku memilih untuk bersembunyi di tengah-tengah barisan padahal didepan sana saya mendengar guru saya sedang memanggil-manggil nama saya untuk menjadi petugas pengibar bendera agar berlatih sebentar sebelum upacara dimulai. Tapi saya nggak mau berdiri lebih awal didepan sana karena nantinya semua pandangan teman-teman akan tertuju padaku dan tentunya sepatuku. "heh ! Dari tadi dipanggil-panggil suruh maju tuh.. " sapa temanku saat tau aku berjalan mundur kebelakang barisan.. Tiba2 ada suara yg mengagetkanku "Wah inin sepatumu hitam banget.. mengkilap.. pake semir sepatu apa ya.. biar nanti aku suruh mamaku untuk beli..!"  Salah satu temanku melototin sepatuku sambil membandingkan warna hitamnya dengan sepatu yang dipakainya. "Hah ! emmmm hehe.. sudahlah nanti kita bicarakan tentang sepatu aku kedepan dulu ya.. sudah dipanggil nih.. " Jawabku sambil berlari kedepan lapangan dan menerima bendera untuk dikibarkan.  Saya tidak menyangka ada yang menyukai sepatu cat kayuku padahal dari awal saya memakai serasa ingin saya segera melepasnya. Tapi setelah tau dilain hal bahwa teman saya menginginkannya. Sejak saya mendengar " wAHH.. inin your shoes so shiny what polish you use..?? " saya jadi senang untuk memakai sepatu itu. ^_^



Memang awalnya sya agak geli mendengarkan pertanyaan itu" What polish you use.. semir sepatu apa yang kamu pakai..?"hihih Maka jawabannya adalah "semir sepatu Acrylic" kali ya... hehehe.. :D  dan bagaimanapun I love my father more and more.. Beliau mengajarkan saya untuk tidak melihat sepatu baru saya pada warna putihnya.. memanfaatkan kekurangan sebagai satu kesempatan  dan apapun adalah mungkin. Manusia dikarunia otak untuk memikirkan masalahnya. Terimakasih ayah.. of memories "painted the shoes with you..." that was fun actually.. ^____^

No comments:

Post a Comment