Pada suatu hari aku telah beramai dengan isteriku tentang giliran untuk mengikat serta memberi makan kepada keledai kepunyaan kami di kandang. Akhirnya kami mengambil keputusan siapa yang mula bercakap selepas ini, maka dialah yang mesti pergi ke kandang untuk mengikat serta memberi makan keledai.
Maka aku dan isteriku terus duduk di dalam rumah, masing-masing mendiamkan diri tidak mau berkata2. Setelah lebih kurang sejam lamanya isteriku pun menjadi bosan, lalu dia terus keluar dari rumah pergi ke salah sebuah rumah tetanggaku, jadi tinggallah aku sendirian. Tidak lama kemudian aku terdengar satu suara seakan-akan ada perampok masuk ke dalam rumahku. Maka aku pun meneriakan suara untuk meminta tolong, tiba-tiba aku teringatkan perjanjian dengan isteriku tadi, terus aku tidak jadi menjerit. Aku pun terus duduk dan langsung tidak bergerak-gerak. Perampok tersebut terus masuk ke dalam kamarku, mulalah dia menggeledah sana sini, sebelum itu dia memandang ke arahku dan dia menyangka bahwa aku diserang penyakit lumpuh sebab langsung tidak bergerak-gerak.
Lalu terus dia mengambil apa yang boleh diambilnya, apa saja yang dapat dicapai oleh tangannya dia memasukkan ke dalam karung yang dibawa. Kemudian sebelum perampok itu meninggalkan rumahku dia datang menghampiri aku lalu mengambil serban yang ada di kepalaku dan kemudian dia terus lari menghilangkan diri. Aku langsung tidak bergerak-gerak ataupun berkata apa-apa sebab berpegang pada janji aku dengan isteriku. Tidak lama selepas itu datang seorang anak tetangga rumahku karena isteriku telah menyuruhnya agar membawakan untukku semangkuk bubur supaya aku tidak mati kelaparan. Aku pun memberi isyarat kepada anak jiranku itu bahwa serbanku dan seluruh perkakas rumahku telah dicuri perampok.
Bila dia melihat aku memberi isyarat sedemikian, disangkanya aku berkata: “Tuangkanlah bubur itu ke atas kepalaku!” Habis basah kuyup aku dibuatnya. Tiba-tiba si anak tadi terus faham dengan apa yang telah aku isyaratkan kepadanya, tanpa berlengah terus dia berlari serta memanggil-manggil isteriku. Isteriku terus datang untuk melihat apa yang telah terjadi... bila dia terlihat terus dia berkata kepadaku dalam keadaan terperanjat serta marah: “Apa yang telah terjadi padamu wahai Juha... suamiku?” Aku pun terus melompat bangun dari tempatku dan kukatakan kepadanya: “Ha!... kamu yang berkata-kata dahulu, jadi kamulah yang kena pergi ke kandang untuk mengikat dan memberi makan si keldai tu nampaknya, cepatlah pergi...! dan janganlah kamu berdegil lagi!”
Dikutip dari :Kisah-kisah Lucu ABU NAWAS - Seri 1Pengarang: Mohd Ghazali Ibrahim
♥Sapa Mutiara..(Pearl of Love)♥
Tuhan menampakkan dan menyembunyikan sifat-sifat- Nya. Tatkala Tuhan tertawa, maka akupun tertawa.
Dan manakala Tuhan gelisah, maka gelisahlah aku...
Agar segala makna terpahami, sebab mutiara-mutiara
Makna yang telah aku rentangkan diatas kalung pembicaraan
berasal dari Lautan-Mu....
No comments:
Post a Comment